PILIH PEMIMPIN YANG BERIMAN

PILIH PEMIMPIN YANG BERIMAN – Kepemimpinan (leadership) telah lama dikenal dan diselenggarakan umat manusia. Karena sebagai mahluk sosial mereka hidup berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan membentuk komunitas, baik dalam lingkup besar maupun kecil. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin (leader), yang dapat diartikan sebagai orang yang memimpin kelompok, masyarakat atau negara.
PEMIMPIN
Seorang pemimpin melakukan aktivitas memimpin, mengatur, mengelola, merekayasa & mengkoordinasikan seluruh potensi sumber daya untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin memiliki kekuasaan dan sangat dominan dalam organisasinya; baik itu di lingkungan kelompok, masyarakat maupun negara.
PEMIMPIN MENURUT ISLAM
Seorang pemimpin akan memberi “warna”, baik yang indah maupun yang buruk. Dalam konteks agama dan negara, seorang pemimpin akan mempengaruhi “warna” keimanan dan kekafiran rakyatnya.
Islam mengajarkan umatnya untuk menegakkan kepemimpinan. Contoh yang paling nyata adalah shalat berjama’ah di Masjid yang dipimpin oleh seorang pemimpin, yang disebut Imam.
Dalam masyarakat Islam, pemimpin mereka disebut dengan Ulil Amri yang memiliki tugas utama untuk melakukan himayatu din (memelihara agama) dan riasah syu’uni raiyat (mengatur urusan rakyat). Yang pada intinya adalah menegakkan syari’at Islam dan mensejahterakan rakyat.
Tentu saja tugas yang pertama hanya akan mau dan mampu dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang beriman, bukan yang kafir.
Namun kenyataannya, tidak semua umat Islam hidup dalam masyarakat Islam. Bahkan sebagian mereka hidup dalam masyarakat yang beraneka ragam, dengan pilihan sistim sosialnya sendiri. Ini memang bukan kondisi yang ideal, tetapi realitas kehidupan memang begitu adanya. Sehingga dalam menghadirkan pemimpin kelompok, masyarakat dan negara umat Islam harus berkompetisi dengan komunitas lainnya.
Bagaimanapun kondisi masyarakat saat itu, umat Islam perlu menghadirkan pemimpin yang beriman. Pemimpin yang mau memperjuangkan Islam, shiddiq, amanah, tabligh, fathanah, dan tidak suka korupsi. Bukan pemimpin yang kafir (tidak beriman), tidak amanah dan suka korupsi.
Memilih pemimpin yang beriman -di lingkungan apapun- adalah tugas dan kewajiban umat Islam.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS 4:144, An-Nisaa’)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS AL MAA-IDAH : 51)
Hadirnya pemimpin yang beriman, ahli, serta sehat jasmani dan ruhaninya adalah dambaan kita semua. Sehingga, insyaallah, mampu memperjuangkan Islam dan membawa kesejahteraan rakyat dengan baik.
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS 32:24, As-Sajdah)

Submit your response

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *