Pemberdayaan Potensi Ekonomi Masjid — Potensi ekonomi jamaah masjid sangat besar. Sayangnya, sebagian besar masjid belum mampu mengembangkan dan memberdayakan potensi tersebut. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) HR Maulany mengungkapkan hal tersebut kepada Republika, Selasa (3/2).
Ia menjelaskan, jumlah masjid di Indonesia sangat banyak, yakni hampir satu juta. Namun, kemampuan untuk memberdayakan potensi ekonominya masih rendah. Karena itu, DMI berencana menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pemberdayaan masjid. Pelatihan itu akan dimulai dengan mendata potensi masjid dari sisi ekonomi, organisasi, dan pendidikan. Program ini akan dimulai di Provinsi Jawa Barat.
Saat ini, kata Maulany, kebanyakan masjid hanya memikirkan pembangunan tempat ibadah umat Islam itu secara fisik. Akibatnya, proses pengumpulan dana hanya bertujuan untuk renovasi masjid. Sebaliknya, program pemberdayaan masjid sangat kurang. ”Padahal, pada zaman Rasulullah SAW, masjid digunakan untuk pemberdayaan ekonomi umat,” katanya.
Selain harus memiliki data potensi masjid, lanjut Maulany, pengurus (takmir) masjid juga harus memiliki data mengenai muzaki dan mustahik di lingkungan tersebut. Jika sudah memiliki data muzaki, masjid dapat menawarkan program pemberdayaan ekonomi masjid agar muzaki dapat memberikan bantuan.

”Orang akan tergerak untuk memberi bantuan ketika masjid mampu menjual program yang bertujuan memberdayakan lingkungan masjid.”
DMI menyadari untuk mengembangkan potensi ekonomi jamaah masjid, diperlukan kerja sama banyak pihak, termasuk DPR dan pemerintah. Maulany mengungkapkan, usulan mengenai program pendidikan dan pelatihan pemberdayaan masjid sudah disampaikan ke Komisi VIII DPR, tapi belum ada respons.
Ia berharap, pelatihan pemberdayaan masjid dalam konteks ekonomi, sosial, dan pendidikan ini akan membuat masjid lebih berdaya dan umat Islam akan sejahtera.
Takmir belum mampu melakukan Pemberdayaan Potensi Ekonomi Masjid
Hal lain yang menjadi kendala, menurut Maulany, takmir-takmir masjid di Indonesia belum mampu mengembangkan dan memberdayakan potensi ekonomi jamaah pada masjid yang mereka kelola.
Dalam pengamatannya, pengurus masjid belum menyadari potensi yang dimiliki masjid. Mereka umumnya hanya mengoptimalkan masjid sebatas tempat shalat dan zikir sehingga program pemberdayaan masjid sangat jarang dilakukan.
Ia menjelaskan, secara organisasi permasalahan takmir menjadi tanggung jawab DMI. Untuk itu, DMI akan melakukan pendidikan dan pelatihan pemberdayaan masjid agar para takmir mampu memberdayakan potensi ekonomi jamaah masjid.
Namun, pemerintah pun berkewajiban mengangkat potensi tersebut. ”Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama juga harus memiliki pandangan bahwa masjid merupakan aset umat dan bangsa yang potensial.”
Terkait dengan upaya pemberdayaan ekonomi jamaah masjid, ratusan takmir masjid se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti Temu Karya Takmir Masjid (TKTM) di Yogyakarta, Ahad (1/2). Sekretaris Panitia TKTM Sutardi mengatakan, pertemuan ini bertujuan untuk mengeratkan persaudaraan antartakmir masjid se-DIY dan melakukan pemetaan potensi ekonomi jamaah masjid.
“Potensi mana yang bisa diberdayakan melalui kelembagaan takmir masjid dan bisa berimbas pada peningkatan kesejahteraan jamaah dan kemakmuran masjid sendiri,” katanya.
Sumber: https://www.republika.co.id/berita/njalqu/potensi-ekonomi-masjid-belum-diberdayakan
#Indahnya_berbagi
#CetakGen554
#Pemberdayaan_Umat