Mengelola Pengajian Remaja

PROBLEMA ORGANISASI ISLAM

Mengelola Pengajian Remaja dan ta’lim adalah salah satu cara untuk melakukan pembinaan anggota Remaja Masjid . Waktu pembinaan maupun materi pengajian bisa beraneka macam, tergantung dari Pengurus Bidang Pembinaan Anggota dalam mengaturnya. Pengajian Remaja merupakan alternatif yang penting dalam kegiatan Remaja Masjid, selain kegiatan pembinaan mentoring. Biasanya diselenggarakan sebulan sekali, atau untuk kajian yang lebih intensif dapat dilakukan seminggu sekali.

Mengelola Pengajian Remaja

Materi-materi yang disampaikan dalam pengajian remaja bisa bervariasi, di antaranya mengenai aqidah, ibadah, akhlaq, terjemah dan tafsir Al Quraan serta masalah-masalah aktual yang sedang berkembang di masyarakat. Pengurus dapat memilih salah satu dari materi tersebut atau menyusun secara bergantian (simultan). Hal ini disesuaikan dengan kondisi di lapangan, dengan mempertimbangkan kebutuhan anggota maupun sumber daya pengajar (Ustadz / Pembicara) yang tersedia. Dalam penyelenggaraannya, Pengurus dapat bekerjasama dengan Lembaga Da’wah atau Ormas Islam yang ada di sekitarnya.

Berikut ini gambaran masing-masing materi yang perlu dikembangkan oleh Pengurus dalam menyelenggarakan Pengajian Remaja:

Mengelola Pengajian Remaja : Materi aqidah.

Sebagaimana diketahui, penyebaran agama Islam di Indonesia dalam perjalanannya ada yang mengalami akulturasi dengan kebudayaan atau keyakinan lain. Akulturasi dalam keyakinan menyebabkan pencampuradukan antara aqidah Islam dengan aqidah-aqidah yang menyimpang. Sehingga, kita saksikan dalam masyarakat, ada seorang yang mengaku beragama Islam tetapi masih melakukan perilaku paganisme, seperti: memberi sesaji, bertapa, percaya pada jimat atau benda-benda keramat, meyakini ramalan bintang (horoscopes), mengamalkan weton atau feng sui dan lain sebagainya.

Apalagi bila penyimpangan tersebut dikemas secara ilmiah dan ekonomis dengan embel-embel “pelestarian budaya”, maka semakin kuatlah alasan pencampuradukan keyakinan tersebut. Sedikit polesan tahlilan serta do’a Kyai atau tokoh masyarakat yang kurang paham agama, seakan memberi legalitas label Islam. Hal ini bisa dijumpai pada acara nyadran, sekatenan, pesta laut, syukuran panen dan lain sebagainya.

Syahadah

Selain penyimpangan yang berbau takhayul, hal yang perlu diluruskan adalah mengenai pemahaman umat tentang syahadah. Syahadah adalah persaksian, dalam hal ini persaksian yang dideklarasikan oleh seseorang untuk mengakui bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya. Dengan persaksian itu pula dia telah menjadi muslim, yang memiliki hak dan kewajiban sama dengan umat Islam yang lain.

Dalam syahadah tersirat kemauan untuk selalu mengesakan Allah dan beribadat kepada-Nya. Selain itu, juga pengakuan menjadi pengikut Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berusaha untuk mengikuti tuntunannya.

Permasalahannya adalah banyak di antara kaum muslimin, orang-orang yang mengaku beragama Islam, kurang mengetahui makna syahadah akibat pendidikan dan pembinaan Islam yang kurang memadai dan pengaruh lingkungan yang mencemari. Keadaan ini menjadikan pernyataan syahadah, walaupun sering diucapkan di dalam shalat, menjadi kurang bermakna dalam kehidupan.

Kita bisa menyaksikan perilaku-perilaku menyimpang dari orang-orang yang bersyahadah. Setiap muslim, termasuk kita, bisa saja menyimpang dari syahadah yang diucapkan. Karena itu, upaya-upaya penyegaran dan pemahaman kembali kalimat syahadatain dan implementasinya dalam kehidupan menjadi sangat relevan.

Bagi anggota Remaja Masjid, pemahaman syahadah menjadi bagian yang perlu dikedepankan agar mereka dapat ber-islam secara benar.

Berkaitan dengan materi aqidah dalam Pengajian Remaja, kiranya ada beberapa pokok bahasan, yang bisa diperinci dalam sub-sub bahasan, yang dapat disampaikan kepada anggota Remaja Masjid, antara lain:

a. Makna Asy-Syahadatain.

b. Ma’rifatullah.

c. Ma’rifaturrasul.

d. Pengertian tauhid dan pembagiannya.

e. Dan lain sebagainya.

Mengelola Pengajian Remaja: Materi Ibadah.

Pengajian Remaja dalam bentuk aktivitas kajian fiqih Islam yang mengupas masalah ibadah adalah sangat penting. Karena sekarang ini, banyak remaja muslim yang tidak tahu atau kurang mengenal dengan mendalam hukum-hukum syari’at Islam, khususnya yang berkaitan dengan ibadah mahdlah. Kebanyakan mereka mengetahui ajaran ibadah Islam tanpa mengenal landasan (dalil) Al Qur’an dan Al Hadits yang mendasarinya. Mereka melaksanakan ibadah, misalnya shalat, tanpa mengetahui dasarnya dengan jelas.

Beberapa ajaran yang berkembang di masyarakat dan telah menyatu dalam ritual umat Islam, telah dianggap sebagai ajaran Islam. Sekedar untuk menyebut contoh adalah: tahlilan ketika ada keluarga yang meninggal setelah 40 hari, 100 hari dan 1000 hari.

Banyak orang yang menyangka ini bagian ajaran Islam yang harus dilakukan umat Islam apabila keluarganya meninggal, tanpa melihat dalilnya. Mereka beranggapan demikian, karena para Kyai yang menjadi panutannya di kampung juga melakukannya. Apalagi, dalam tahlilan tersebut juga dibacakan ayat-ayat suci Al Qur’an (Yasin-an) maupun bacaan takbir, tahlil dan tahmid.

Perilaku yang salah dalam beribadah ini sudah saatnya untuk diluruskan, sehingga umat Islam beribadah dengan mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya dan terjauh dari bid’ah.

Ustadz

Diperlukan Ustadz yang memahami fiqih Islam yang bersumber dari Al Quraan dan As Sunnah, yang mampu menerangkan mana yang mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mana yang bid’ah. Selain itu, dia juga bisa bersikap bijaksana dalam menghadapi perbedaan pendapat (khilafiyyah) di kalangan umat Islam, serta mampu bersikap toleran (tasamuh) dan menahan diri dari terjebak untuk saling menaci-maki sesama muslim akibat memiliki pandangan yang berbeda.

Untuk meluruskan ibadah umat Islam perlu dilakukan secara bertahap, sistematis dan berkesinambungan, khususnya melalui pembinaan Remaja Masjid. Para ulama yang faqih telah banyak menulis buku-buku kumpulan hadits maupun yang berkaitan dengan tata cara ibadah dan sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, ada juga hasil karya ulama-ulama Indonesia sendiri, yang dapat digunakan sebagai buku (kitab) standard dalam kajian fiqih, di antaranya:

a. Bulughul Maram.

b. Muhtashar Nailul Authar.

c. Fiqih Sunnah, karya Sayyid Sabiq.

d. Koleksi Hadits-hadits Hukum, karya Hasbi Ash-Shiddieqy.

e. Dan lain sebagainya.

Mengelola Pengajian Remaja : Materi Akhlaq.

Dr. Irwan Prayitno (“Kepribadian Muslim”, Pustaka Tarbiatuna, 2003), menyatakan:

“Islam mempunyai sistem akhlaq yang membedakannya dengan sistem moral atau tingkah laku buatan manusia.

Akhlaq Islam adalah akhlaq yang berpandukan kepada Al Quraan. Islam mengajarkan hubungan Allah sebagai Khaliq dengan manusia sebagai makhluk. Maknanya, akhlaq adalah tingkah laku makhluq yang diridlai Khaliq. Hubungan manusia kepada Allah adalah akhlaq. Bentuk-bentuk hubungan akhlaq adalah akhlaq kepada Allah (Q. 2:186), kepada diri sendiri (Hadits, Q. 2:44), kepada sesama manusia (Q. 2:83, Q. 31:17-19), kepada alam (Q. 11:61, Q. 7:56). Inti ajaran akhlaq adalah melepaskan diri dari perbuatan-perbuatan yang rendah dan menghiasi diri dengan perbuatan-perbuatan yang utama.”

Mengingat Remaja Masjid beranggotakan remaja-remaja muslim, maka pembinaan akhlaq bagi mereka sangat penting sekali. Pembinaan aqidah dan ibadah tanpa dibarengi dengan pembinaan akhlaq dapat menjadikan mereka “kaku” dalam cara berfikir dan bertindak.

Aqidah yang selamat dan ibadah yang benar perlu diikuti dengan akhlaq yang mulia (akhlaqul karimah). Bahkan sekarang ini, pembinaan akhlaq semakin nampak urgensinya guna menangkal pengaruh buruk dari lingkungan yang tidak islami, baik akibat dampak negatif yang berasal dari teman sepergaulan, sekolah, internet, tontonan video, televisi maupun yang lainnya.

Akhlaq yang mulia dari seorang remaja muslim tidak bisa begitu saja muncul dari dirinya. Diperlukan pembinaan dalam bentuk kajian, tauladan dan praktek atas nilai-nilai Islam yang terintegrasi antara pemahaman aqidah, ibadah dan akhlaq itu sendiri.

Beberapa pokok materi yang kiranya dapat digunakan sebagai bahan-bahan pembinaan akhlaq adalah:

a. Shirah Nabawiyyah.

b. Kisah-kisah shahabat.

c. Ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits-hadits yang berkaitan dengan akhlaq.

d. Pengembangan kepribadian yang islami.

e. Management Qalbu (MQ).

f. Intellegence, Emosional and Spiritual Quotient (IESQ).

g. Dan lain sebagainya.

Mengelola Pengajian Remaja : Materi terjemah dan tafsir Al Quraan.

Sebagaimana telah dimaklumi, bahwa Al Quraan diturunkan dalam bahasa Arab, yang tentunya sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Walaupun beberapa kosa kata bahasa Arab telah diserap oleh bahasa Indonesia, namun terasa masih banyak yang belum dimengerti.

Sebagaimana bahasa asing lainnya, bahasa Arab perlu dipelajari oleh seorang muslim yang ingin memahami Islam lebih dalam. Setidak-tidaknya, apa yang diucapkan ketika melaksanakan shalat dapat dipahami.

Sayangnya, saat ini kursus bahasa Arab belum dapat berkembang sebagaimana kursus-kursus bahasa Inggris. Mungkin perlu dicari metode yang cepat, tepat, mudah dan menyenangkan (enjoy and fun) dalam belajar bahasa Arab bagi orang non Arab, sehingga para remaja muslim menyenanginya. Ini tugas para pakar bahasa Arab untuk menghadirkannya.

Al Qur’an telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia. Sehingga pesan-pesan yang dikandungnya bisa dimengerti dan mudah dipahami. Meskipun demikian, masih terasa berbeda antara memahami Al Quraan melalui terjemahan dengan mampu menterjemahkan Al Quraan.

Alhamdulillah, dengan ditemukan cara atau teknik menterjemahkan Al Quraan, di antaranya “Terjemah Kalimat Al Quraan Sistim 40 Jam” oleh Ustadz Abdul Muhaimin As’ad, dkk., Surabaya, sungguh sangat membantu.

Bagi anggota Remaja Masjid, pembinaan dengan menggunakan metode terjemah tersebut sangat bermanfaat dalam memahami Al Qur’an dan berinteraksi dengannya. Mereka bisa mempelajari kosa kata dalam Al Quraan dan menterjemahkannya kata demi kata, kemudian merangkaikan maksudnya dalam satu ayat.

Terlebih lagi, bila dalam kajian tersebut juga dilengkapi dengan pembahasan mengenai tafsir Al Quraan, maka pemahaman mereka akan semakin lebih mendalam.

Mengelola Pengajian Remaja : Masalah-masalah Aktual.

Untuk memperluas wawasan keislaman, keilmuan dan perkembangan dunia kontemporer, Pengajian Remaja yang mengkaji masalah-masalah aktual sangat tepat sekali. Dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten atau pakar di bidangnya, kajian yang dilakukan akan memiliki nilai lebih.

Pengurus Remaja Masjid dapat memilih tema-tema yang tepat atau sedang nge-trend di lingkungan remaja, agar kajian yang dilakukan berlangsung menarik. Tema-tema tersebut di antaranya adalah mengenai:

a. Pergaulan remaja.

b. Narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba).

c. Kajian pra-nikah.

d. Isu-isu seputar dunia Islam.

e. Keluarga Sakinah.

f. Pergerakan Islam (harakah islamiyyah).

g. Dan lain sebagainya.

___________

Demikian pembahasan tentang Mengelola Pengajian Remaja. apabaila ada pertanyaan terkait dengan Mengelola Pengajian Remaja bisa comment dibawah ini

Rujukan:
“Panduan Parktis Organisasi Remaja Masjid”, Ir. Siswanto, Pustaka Al Kautsar, Jakarta, 2005.

Submit your response

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *