KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM

Susunan Pengurus Musholla, Tugas, dan Struktur Organisasi
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Kepemimpinan (leadership) telah lama dikenal dan diselenggarakan umat manusia, karena sebagai mahluk sosial mereka hidup berinteraksi satu dengan yang lain dan membentuk komunitas, baik dalam lingkup besar maupun kecil. Kepemimpinan sangat diperlukan dalam setiap kelompok, terutama untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta dalam memanfaatkan seluruh sumber daya secara optimal.
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin (leader) berarti orang yang memimpin massa atau kelompok. Dalam masyarakat primitif, pemimpin ditentukan oleh kekuatan, siapa kuat dialah yang menang dan memimpin. Dalam masyarakat feodal, pemimpin ditentukan oleh keturunan, kekayaan dan kedekatan dengan penguasa. Dalam masyarakat tradisional, pemimpin erat kaitannya dengan hubungan antara patron-client, sehingga kharisma menjadi garansi.
Sementara itu, dalam masyarakat modern pemimpin telah terdiferensiasi dalam berbagai bentuknya, ada pemimpin formal, non-formal, kantor, organisasi, Masjid, perusahaan, sekolah dan lain sebagainya. Dalam realitanya, kita masih dapat menjumpai bentuk-bentuk kepemimpinan tersebut di era milenium ke-3 ini.
PENGERTIAN
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Kepemimpinan adalah merupakan aktivitas dan proses memimpin, mengatur, mengelola, merekayasa dan mengkoordinasikan seluruh potensi sumber daya untuk mencapai tujuan. Orang yang melaksanakannya disebut dengan pemimpin (leader).
Meskipun figur pemimpin sangat berpengaruh, namun bagi organisasi yang progressif harus mengembangkan leadership berdasarkan prinsip-prinsip, sistim dan mekanisme yang jelas.
Dalam tinjauan perjuangan, kepemimpinan dapat diartikan sebagai upaya untuk menghimpun, menyusun, membina, mengarahkan dan memimpin sumber daya dan kekuatan dalam perjuangan mencapai tujuan. Karena itu kesuksesan pemimpin dapat diukur dari kemampuannya mencapai tujuan.
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENCAPAI TUJUAN
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Dari pengertian tersebut di atas dapat dipahami, bahwa seorang pemimpin dituntut untuk membawa kelompoknya mencapai tujuan yang telah disepakati atau ditetapkan bersama. Kemampuan mencapai tujuan atau melaksanakan amanah menjadi tolak-ukur terpenting untuk mengukur keberhasilannya dalam memimpin.
Memimpin berkaitan erat dengan perjuangan, yaitu berjuang untuk mencapai tujuan dengan melibatkan orang-orang. Tujuan akan dicapai melalui sejumlah tahapan perjuangan dan setiap tahap memiliki sasaran (target / tujuan antara) masing-masing. Yang penting di sini adalah menjaga moril perjuangan kelompok, agar tetap tinggi semangatnya dalam mencapai tujuan.
Peran kepemimpinan dalam mencapai tujuan Organisasi Islam sangat besar. Kepemimpinan yang efektif dan mampu memanfaatkan sumber daya yang terbatas, insya Allah, akan membawa Organisasi Islam mencapai tujuannya tahap demi tahap. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kemajuan (progress) dalam penyelenggaraan aktivitas dari waktu ke waktu.
UNSUR UNSUR KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Keberhasilan kepemimpinan dalam Organisasi Islam sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur pendukungnya, di antaranya adalah:
1. Pemimpin.
Sebagai pemain utama dalam organisasi, pemimpin sangat berpengaruh dalam sistim kepemimpinan. Adanya Pengurus yang sehat jasmani-ruhani, cakap dalam mengelola, berwawasan luas dan memiliki integritas yang tinggi menjadikan kepemimpinan Organisasi Islam capable dalam mencapai tujuannya.
2. Tujuan.
Sesuatu yang ingin dicapai dan menjadi cita-cita organisasi sekaligus merupakan ideologi para fungsionaris dan anggota. Tujuan Organissi Islam harus dirumuskan dalam Anggaran Dasar, kemudian ditafsirkan dan disosialisasikan. Tujuan dicapai secara bertahap dan dalam setiap tahapan ada tujuan antara (target / sasaran).
3. Sistim organisasi.
Berupa konstitusi organisasi yang dituangkan dalam pedoman-pedoman dasar organisasi maupun petunjuk-petunjuk pelaksanaannya, termasuk di dalamnya aturan- aturan konvensional yang berlaku dalam internal organisasi. Untuk Organisasi Islam yang mapan, sistim organisasi telah berjalan secara rutin bagaikan mekanis.
4. Stratak.
Yaitu strategi dan taktik yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi. Merupakan garis perjuangan Organisasi Islam dengan menentukan sasaran-sasaran antara yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan situasi dan kondisinya. Diharapkan stratak yang disusun dapat realistis namun tetap berpegang pada prinsip-prinsip Islam.
5. Ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis.
Yaitu ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis yang diperlukan dalam mendukung kepemimpinan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam kehidupan organisasi sehari-hari. Peningkatan wawasan keilmuan dan keterampilan dilakukan melalui kajian- kajian dan pelatihan-pelatihan yang terstruktur.
6. Sumber daya.
Sumber daya organisasi sangat besar pengaruhnya dalam kepemimpinan, terutama sumber daya manusia (SDM). Diperlukan sumber daya muslim atau umat Islam yang dapat diandalkan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Sumber daya muslim Organisasi Islam terdiri dari kader, aktivis, simpatisan dan partisipan.
Sumber daya lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan dalam kepemimpinan adalah dana dan kekayaan organisasi. Sumber dana dan kekayaan organisasi yang mencukupi, akan memberi dukungan yang berarti dalam penyelenggaraan aktivitas kepemimpinan.
KETERAMPILAN PEMIMPIN
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Sebagaimana dalam management, bagi seorang pemimpin perlu memiliki secara proposional keterampilan yang meliputi:
1. Technical skill.
Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan teknis yang berhubungan erat dengan bidang kerjanya, diantaranya adalah: merencanakan kegiatan, menyusun anggaran, berkomunikasi, administrasi, negosiasi, belajar dan mengajar, mengambil keputusan dan lain sebagainya.
2. Human skill.
Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan dengan manusia, di antaranya adalah: kemampuan mengenal dirinya sendiri, kemampuan psikologi massa, bekerja dalam kelompok, memimpin kelompok, public relation dan lain sebagainya
3. Conceptional skill.
Seorang pemimpin dituntut untuk memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menyusun konsep yang berkaitan dengan organisasi dan perjuangan secara luas.
TAULADAN KEPEMIMPINAN RASULULLAH
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tauladan yang baik bagi kita dalam berbagai urusan, termasuk dalam kepemimpinan. Beberapa hal yang dapat kita tauladani dalam kepemimpinan beliau adalah antara lain:
a. Memiliki integritas pribadi yang benar sebagai seorang pemimpin, baik dalam pikiran, ucapan maupun perbuatan. Kepemimpinannya penuh nuansa religius.
b. Memiliki tujuan yang jelas, yaitu tegaknya Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Bermula dari Makkah, lalu Madinah dan selanjutnya daerah-daerah yang lain.
c. Memiliki sistim organisasi yang kokoh. Berorientasi pada kebenaran dari Allah subhanahu wa ta’ala dan diimplementasikan dalam berbagai aktivitas kehidupan.
d. Membentuk Masyarakat Islam dengan menerapkan syari’at. Pelaksanaan hududullah, qishash dan ta’zir diselenggarakan secara adil.
e. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis. Mendorong aktivitas menuntut ilmu, baca tulis, mempelajari berbagai keterampilan dan lain sebagainya.
f. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya, diantaranya dengan melakukan da’wah islamiyah dan tarbiyah kepada umat manusia ke berbagai penjuru tempat serta menumbuhsuburkan zakat, shadaqah dan infaq.
Sebagai seorang pemimpin yang sukses beliau memiliki sifat-sifat yang baik, di antaranya adalah:
a. Menyampaikan amanah dengan benar.
b. Menjadi tauladan yang baik (uswatun hasanah).
c. Istiqamah dalam prinsip dan tasamuh dalam hal-hal non-prinsip.
d. Sangat mementingkan umat.
e. Bermusyawarah dengan para sahabatnya.
f. Berjuang, berdo’a dan tidak putus asa.
g. Ikhtiyar, sabar dan tawakkal kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
h. Dan lain sebagainya.
POLA KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Pola kepemimpinan merupakan cara menyelenggarakan kepemimpinan organisasi dengan menangani semua unsur-unsur leadership di atas berdasarkan prioritas ataupun kebutuhan. Dalam kondisi normal, Organisasi Islam harus menerapkan pola kepemimpinan berdasarkan urut-urutan prioritas, artinya konsolidasi dilakukan berturut- turut mulai dari pemimpin, tujuan, sistim organisasi, stratak, ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis, dan pada akhirnya sumber daya. Dalam kondisi luar biasa, pola kepemimpinan diterapkan menurut kebutuhan organisasi pada saat itu.
Untuk kondisi normal, mula-mula yang harus diperbaiki adalah pemimpin, karena pemimpinlah yang bertanggungjawab atas segala kekurangan yang dihadapi organisasi. Dalam kehidupan modern pemimpin tidak hanya satu orang, tetapi kekuasaannya telah didelegasikan kepada banyak orang, jadi kepemimpinannya bersifat kolektif. Dalam Organisasi Islam yang disebut pemimpin adalah Pengurus, karena itu Pengurus harus ditingkatkan kualitas kepemimpinannya.
Tujuan organisasi ditetapkan dan dijabarkan dalam tafsir tujuan. Tujuan dan tafsirnya disosialisasikan dalam aktivitas organisasi, terutama melalui pelatihan-pelatihan dan perkaderan yang lain. Diharapkan para anggota hafal, mengerti dan memahami tujuan organisasi dengan jelas. Dalam kejelasan terhadap tujuan terletak pula motivasi para fungsionaris dan anggota.
Sistim organisasi disusun sampai detail dan dilakukan perbaikan-perbaikan secara terus menerus (continuous improvements). Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Islam diterapkan dan ditaati aturannya. Pedoman-pedoman dasar organisasi yang lain beserta petunjuk-petunjuk pelaksanaannya diimplementasikan dalam setiap aktivitas.
Strategi dan taktik dibangun untuk mengantisipasi kondisi perjuangan secara aktual dalam mencapai tujuan-tujuan antara (sasaran) yang bermuara pada tujuan organisasi. Perjuangan Organisasi Islam memerlukan strategi berikut taktik-taktiknya, agar tidak terjebak dalam oportunisme atau jalan di tempat. Berjuang tanpa strategi bagaikan berjalan di malam hari nan gelap gulita tanpa penerangan, bulan dan bintang-bintang.
Ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis ditingkatkan dan dimantapkan sebagai alat pendukung perjuangan mencapai tujuan organisasi. Kajian-kajian dan pelatihan-pelatihan yang terstruktur, terencana dan diselenggarakan secara terus menerus dengan kurikulum dan metode yang dibakukan (standard) telah menjadi aktivitas rutin sebagai bagian proses perkaderan anggota.
Sumber daya organisasi ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Dilakukan rekrutmen anggota yang belum terdaftar maupun yang baru, kemudian diikutsertakan dalam proses perkaderan. Dilakukan penggalangan dana dan kekayaan organisasi, baik dari sumber internal maupun eksternal anggota. Demikian pula fasilitas dan inventaris organisasi dilengkapi dan dimodernisir secara bertahap. Peningkatan sumber daya dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
TIPOLOGI PEMIMPIN
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Berdasarkan cara melaksanakan kepemimpinannya, ada beberapa tipe pemimpin dalam memimpin massa atau anggotanya di antaranya adalah:
a. Pemimpin otoriter.
Pemimpin yang memaksakan kehendak dalam memimpin kelompok atau masyarakatnya. Segala keinginannya tidak boleh ditolak dan harus dilaksanakan. Biasanya kurang menyukai musyawarah atau meminta pendapat orang lain dan pengambilan keputusan seolah-olah menjadi otoritas pribadi.
b. Pemimpin lemah.
Pemimpin yang kurang atau tidak memiliki pendirian tegas, mudah dipengaruhi orang lain terutama para aparat pembantunya. Kurang berani mengambil keputusan dan resiko. Sikap kepemimpinannya kurang jelas, karena itu banyak pihak bisa bermain dibalik kekuasaannya.
c. Pemimpin demokratis.
Pemimpin yang mau menerima pendapat orang lain. Menyukai musyawarah dan mencari pendapat yang dianggap terbaik dalam menyelesaikan masalah. Mampu mengakomodir pendapat-pendapat pribadi atau kelompok yang berbeda.
Bagi Organiasi Islam, sebaiknya dipilih pemimpin yang demokratis dan mampu bersifat tegas bilamana diperlukan, namun tidak otoriter atau lemah.
MEMILIH PEMIMPIN
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Kepemimpinan memiliki konotasi melakukan perjuangan dan pembaharuan yang bersifat spekulatif dan memiliki resiko. Kepemimpinan seorang pemimpin adalah merupakan perpaduan antara bakat, seni dan keterampilan dalam mencapai tujuan. Pemimpin yang baik bagi Organisasi Islam yang sudah mapan adalah yang tumbuh dari bawah dan memiliki reputasi maupun prestasi dalam medan juang.
Memilih atau menerima pendatang baru (new comer) sebagai pemimpin yang belum teruji kemampuannya memiliki resiko kegagalan yang cukup tinggi. Ini bukan berarti pendatang baru tidak capable sebagai Pengurus. Ada juga pendatang baru yang qualified dan mampu memutar roda kepemimpinan dengan baik untuk mencapai tujuan.
Berikut ini adalah beberapa kriteria ideal yang sebaiknya perlu ada dalam diri seorang yang akan dipilih sebagai pemimpin atau Pengurus Organisasi Islam, yaitu antara lain:
a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
b. Sehat jasmani dan ruhani.
c. Mampu menjadi contoh yang baik ( uswatun hasanah ).
d. Ber-akhlaqul karimah dan tidak berperangai buruk.
e. Memiliki integritas pribadi yang benar dan dapat dipercaya.
f. Memiliki pengetahuan tentang syari’at Islam, ideologi, organisasi, strategi, taktik, ilmu pengetahuan dan kemampuan teknis.
g. Mengerti dan memahami organisasi yang akan dipimpinnya.
h. Memiliki pendukung, diterima anggota dan berwibawa, bilamana perlu memiliki kharisma.
i. Berani berjuang dan menanggung resiko.
j. Memiliki kesediaan untuk memimpin dan mengemban amanah.
k. Mampu bertanggungjawab atas kepemimpinannya.
AMANAH, WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PEMIMPIN
KEPEMIMPINAN ORGANISASI ISLAM – Konsep dasar kepemimpinan adalah pengembanan amanah dan partisipasi, bukan perolehan kekuasaan dan masa bodoh. Pengurus Organisasi Islam mengemban amanah anggota bukan menguasai anggota. Disamping itu, anggota harus rela untuk diatur, mendukung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan.
Seimbang dengan amanah yang diembannya, Pengurus juga memiliki wewenang. Dalam rangka mengemban amanah pengurus memiliki kekuasaan untuk memerintah, mengarahkan, membimbing, mengkoordinir, memotivisir, mengatur organisasi dan lain sebagainya.
Secara umum, sebagai pemimpin Pengurus memiliki tugas antara lain sebagai berikut:
a. Mengajak anggota kepada iman, taqwa dan amal shalih untuk memperoleh ridla Allah subhanahu wa ta’ala.
b. Mengelola dan mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan.
c. Menata sistim organisasi menuju kondisi yang mapan (establish).
d. Menetapkan target (sasaran) yang realistis.
e. Menyusun strategi dan taktik yang akan digunakan untuk mencapai target tersebut.
f. Melaksanakan amanah organisasi yang telah ditetapkan dalam Musyawarah Anggota.
g. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis dalam berorganisasi.
h. Mengembangkan sumber daya manusia melalui perkaderan, khususnya pelatihan.
i. Menjaga keberlangsungan dan kesinambungan organisasi.
j. Dan lain sebagainya.
Kepemimpinan dan amanah yang diemban Pengurus Organisasi Islam secara hablumminallah dipertanggungjawabkan kepada Allah dan secara hablumminannas kepada anggota dalam Musyawarah Anggota. Dari hasil pertanggungjawaban tersebut dapat dilakukan evaluasi kepemimpinan organisasi untuk dilakukan perbaikan di masa yang akan datang.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS 3:104, Ali ‘Imran)

Submit your response

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *